Setelah baca petir, saat membaca bagian elektra membangun centra millenium di eleanor yg diberi judul elektra pop, hatiku mencelos. Aku teringat fantasi dan impian ku dulu. Aku ingin memiliki toko kaset. Keinginan ini sudah ada jauh sebelum distro menjamur dimana-mana, jauh sebelum idealisme itu didagangkan. Atau sesudah? Aku lupa. Hihi. Aku tidak bs melanjutkan membaca. Perutku mulas, kaki seperti geringgingan (kesemutan), deg-degan, atau bahkan birahi tinggi? Aku tidak tau istilah untuk apa yg terjadi padaku saat pikiranku nanar jauh ke sana. Berfantasi. Imajinasi. dahi berkerut berkonsentrasi menyempurnakan sebentuk pra-image di kepalaku. (gk ngerti?makanya ambil kuliah PSSR) Memori baru dan lama bercampur saat membayangkan toko kaset impianku itu. Karena dunia buku terlalu luas bagiku, dan aku jg tdk terlalu mengikuti karena buku, seperti film, butuh WAKTU dan butuh uang. Sedangkan dengan gelombang gratisan di radio aku bisa menyerap semua yg terjadi di belahan dunia, sambil tetap melakukan aktivitasku 24 jam, maka aku hanya mengenal musik. Tentu saja yg dimaksud kaset juga menjual cd. Tp agar tokoku benar-benar lengkap, aku hanya meperjual belikan musik. Tidak film. Tidak game. Tidak program komputer. Apalagi barang bajakan.
Toko kaset yg aku mau adalah toko kaset lengkap. Record dari semua musisi. Musisi mtv, musisi eropa, pasar amerika, j-pop, hiphop, jazz, dan lain2. Musik dari segala jaman. Walaupun aku gk terlalu ngerti, tp gampanglah tinggal hire org yg ngerti. Hehehe. Tak ketinggalan musik2 indie, yg, lg menjamur. Aku ingin tokoku seperti radio. Tapi tanpa pemancar. Jadi selama 24 jam, toko itu terus memutar musik2 BARU. Aku ingin mensosialisasikan musik2 yg keren tp tidak tersentuh chanel Indonesia. Mengikuti perkembangan dunia. orang2 bebas nangkring2 di tokoku cm bwt denger lagu gratisa. Lalu para musisi indie itu bebas memutar musik mereka. Mempromosikan musik mereka. Aku tidak akan minta persenan banyak dari mereka. Aku hanya ingin masyarakat tahu musik-musik bagus. Dan musik2 yg bagus ada BANYAK. Ada sudut mp3, pengunjung bebas membuat album kompilasi tp dg prosedur yg jelas, that's mean anti piracy. Oh iya, tak ketinggalan koleksi2 unrealish yg dijual di internet hanya untuk fans. Plate2 terbaru untuk dj. Sample2 dan bunyi2an baru.
Bayangkan sebuah toko, dengan dinding kaca, dr luar terlihat jejeran rak kaset, cd, piringan hitam. Bagian dalam toko disinari lampu2 neon beraneka warna, seperti toserba ato restoran fast food murah di amerika. (Bener gk?gw sdikit ngarang) hehe. Banyak orang mendengarkan sample lagu dr cd yg disediakan dengan headphone. Sedangkan dari speaker pusat terus memutar lagu-lagu terbaru. Orang lalu lalang. Dari berbagai komunitas.
Lalu terpisah dari toko, bisa dibelakang, atau di lantai atas, seperti biasa, lagi, disediakan kafe dengan atmosfer chillout. Setiap unit meja disediakan tape dengan headphone nyaman untuk menyendiri sambil minum kopi. Haha. Mainstream. Gapapa. Café tempat org2 dr dunia showbis bertemu. Para manager, TAR, EO, artisnya sendiri. Tempat membicarakan bisnis atau karya baru. Bayangkan aksara tanpa buku2nya. Qb yg menjual kaset. Yah seperti itulah.
Atau bisa juga di lantai undergroundnya disediakan panggung. Untuk gig-gig lokal. Launching, promosi, konser, atau tribute. Bwt battle or rave party sekalian. Ful hanya ruangan kosong luas untuk moshing. Atau untuk performance yg menciptakan atmosfer tertentu disertai gimmicks2. Tp suara dari bawah, tengah, atas, tentu tidak bercampur. Haha. Terbayang.
Seharusnya gampang. Hanya butuh DUIT. maksud gw bukannya CUMA butuh duit,tp kl misalnya lw pny segudang uang, trus nyeletuk, "bikin toko kaset yuk!" pasti semua pihak membantu sepenuh hati. ya gak segitu jgnya sih. gak tau deh. itu di atas cuma fantasi gw. belum gw wujud-in. Dan di petir, mpret dgn gampangnya mendapatkan uang. tentu saja khayalan dee dpt direalisasikan.
13 janv. 2005
nevermind... haha
Posted by
rane gloomingdale
at
8:41 AM
1 commentaire:
Lotus...Lotus (panggilan khusus dari anak-anak Boulevard)
Baru tahu deh kalau impian lo punya toko kaset. Boleh juga sih. Kalau elo bisa berpikir kreatif, kerja keras dan sungguh-sungguh, (insya Allah) elo bisa deh mewujudkan impian lo. Dan berhenti menjadikan uang sebagai alasan utama.
Enregistrer un commentaire